Selamat Datang di Website Lentera, Berpikir dan Berdzikir

Burdah sebagai Vaksin Spritual di Era Pandemi


  Oleh: Abdul Wafi*

 

Pakar kesehatan mengintruksikan agar mengurangi intraksi sosial untuk memutus penularan covid 19 di masa pandemi. Sedangkan intraksi sosial sendiri merupakan hal yang penting dalam kehidupan. Artinya dengan munculnya covid 19 ini, nilai-nilai silaturrahmi (hablum minannas) akan terhenti dengan sendirinya. Padahal dalam pandangan norma agama silatur rahmi sangat dianjurkan.

Berdasarkan hal di atas, covid 19 telah merubah segalanya. Covid 19 merubah gaya hidup manusia, aktifitas sosial, perekonomian, pendidikan bahkan dalam urusan beribadah kepada yang maha Esa. Semua aktifitas lumpuh total. Semua ini menjadi hambatan yang  sangat serius bagi umat manusia.

Covid 19 telah me-remote dunia. Dengan covid ini, semua menjadi lemah dan lesu. Semua diatur oleh keadaan. Bukan keaadaan yang diatur. Hal ini tidak hanya dirasakan kalangan masyarakat kecil tetapi juga dirasakan oleh semua pihak tanpa pandang bulu.

Berdasarkan dari berbagai kasus covid 19, manusia beranekaragam dalam menanggapi dan mengatasi covid 19 ini. Selain mengikuti intruksi resmi pemerintah melalui satgas covid, masyarakat dengan sendirinya terus berupaya untuk menghindar dari virus yang mematikan ini. Mulai dari pola makan, olahraga, dan vitamin-vitamin yang dipercaya dapat menyelamatkan dari serangan covid 19.

 Dalam hal ini, semua negera memgambil kebijakan dan keputusan dalam memutus mata rantai covid 19. contoh seperti di Indonesia, sejak meluasnya kasus covid 19, pemerintah menerapkan dan mewajibkan rakyatnya harus bekerja di rumah. Semua kantor pelayanan ditutup. Akses pekerjaan, perkonomian,  bahkan Kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah dan lembaga pendidikan islam, tempat-tempat ibadah juga ditutup. Namun hal ini sering dianggap tidak penting oleh sebagian masyarakat, bahkan ada yang tidak percaya trhadap munculnya covid 19 ini, dan  ada  pula yang beranggapan bahwa covid 19 ini sebuah gerakan konspirasi global.

Munculnya ketidakpercayaan ini, tentunya memiliki alasan yang kuat seperti meluasnya berita covid 19 yang sering tidak sesuai realita. berita yang bersebrangan ini tidak lepas dari pesatnya pemeberitaan dari berbagai media, khususnya media sosial. Akibatnya, kesimpangsiuran pemberitaan ini membuat keadaan semakin mencekam. Dari hal inilah, masyarakat tidak hanya tercekam dari covid 19 akan tetapi meluasnya simpang siur pemberitaan covid19 ini diberbagai media terus mengusik pisikologis masyarakat.

Ketika pisikologis masyarakat sudah tergannggu, maka covid 19 ini akan lebih mudah untuk menyerang, karena  imun tubuh sudah mulai lemah. Maka dari itu, untuk mengatasi imun yang lemah maka perlu meningkatkan prilaku spritual atau meningkatkan keimanan lebih yang kuat. Hal ini sudah banyak dilakukan di masa pandemi. Peningkatan imun melalui kegiatan prilaku spritual ini marak dilakukan masyarakat. Contoh konkritnya saat pandemi, masyarakat berontak ketika ada penutupan tempat-tempat beribadah. Larangan penyelenggaraan pengajian akbar dan acara keagamaan lainnya.

Selain meningkatkan kegiatan prilaku spritual wajib untuk menigkatkan imun dan iman, masyarakat terus meningkatkan kegiatan prilaku spritual lainnya, seperti pembacaan burdah keliling, amalan bacaan/kalimat-kalimat toyyibah. Semua itu diyakini sangat mujarrab mengusir covid19. Dari sekian amalan bacaan/kalimat-kalimat thoyyibah dan kegiatan-kegiatan prlaku spritual, bacaan burdahlah yang paling fenomenal. Hal ini dibuktikan banyaknya pembacaan burdah di desa-desa khusunya di Madura yang diunggah diberbagai sosial media.

Bentuk pembacaan burdah ini beranekaragam, ada yang dibaca secara berkeliling sambil membawa obor, ada yang dibaca di masjid-masjid, mosholla-mosholla, rumah-dirumah warga secara berglilran. Pembacaan burdah ini dilakuan di malam hari. Dengan peningkatan kegiatan prilaku spritual, khususnya maraknya pembacaan burdah ini, secara tidak langsung merupakan vaksinasi mayasarakat di era pandemi karena psikis masyarat dapat terkontrol.

Vaksinasi termasuk program pemerintah di era pandemi. Program ini diluncurkan untuk kekebalan tubuh masyarakat. Vaksinasi ini diluncurkan secara gratis. Tetapi tidak semua mayarakat melakukan vaksinasi walaupun diberikan secara gratis. Sebagian besar pula mayarakat menyambut program vaksinasi. Hal ini terjadi karena banyak pemahaman kelompok atau individu yang berbeda-beda. Disamping itu, banyaknya info kasus  vaksinasi yang berdampak negatif kepada masyarakat bagi mereka yang sudah divasksin. Walaupun sebenarnya vaksinasi meupakan upaya pemerintah untuk memutus mata rantai covid 19.

Dari berbagai peristiwa upaya penanganan covid 19 ini, masyarakat banyak yang tidak menghiraukan dari berbagai isu yang berkembang. mereka lebih fokus pada pekerjaannya masing-masing yang terpenting dengan mematuhi protokol kesehatan. Selain itu, masyarakat lebih memilih vaksinasi covid 19 dengan pembacaannya burdah secara rutin. Karena dipercaya dapat menjauhkan covid19 ini dari muka bumi.

 

*Dosen IAIN Madura

*Guru MA Darul Ulum II Bujur Tengah Pamekasan

*Guru MTs Darul Ulum II Waru Barat Pamekasn


1 Komentar

Lebih baru Lebih lama