Selamat Datang di Website Lentera, Berpikir dan Berdzikir

RAHASIA DO’A




 

By: Lailatus Syarifah
(Mahasiswi Prodi MPI STAI DUBA PUTRI)

Do’a merupakan sebuah komunikasi spiritual antara mahluk kepada tuhannya, karena do’a merupakan hak istitimewa untuk berbicara, bertegur sapa dan memohon kepada yang maha kuasa. Seperti kita bermunajat kepada allah karena munajat merupakan hak istimewa yang dimiliki oleh insan manusia, do’a hendaknya dipelajari dengan baik dan diterapkan dalam sisi kehidupan manusia, baik orang islam, kristen, yahudi, hindu dan agama lainnya. 

Dengan mempelajari do’a yang bersungguh-sungguh maka semua insan bisa berkomunikasi dan berelasi dengan benar sehingga bisa memecahkan segala problematik yang sedang manimpanya.

Do’a berasal dari bahasa arab دعا يدعو دعاء ودعوة:  yang mempunyai arti panggilan, mengundang, permintaan, permohonan dan sebagainya.

Disatu sisi do’a merupakan ungkapan kelemahan, kekurangan, kesulitan, kesedihan dan penghambaan kepada Allah yang maha esa sehingga nabi muhammad SAW bersabda dalam hadits shahih”الدعاء مخ العباده  “ yang mana do’a adalah saripati penghambaan. Disisi lain do’a merupakan kunci pembuka pintu kemaha sempurnaan, kemahakayaan,dan belas kasih yang tak pernah pilih kasih.  

Menurut kamus bahasa indonesia, do’a ialah permohonan, harapan, permintaan dan pujian kepada Allah Swt. Do’a merupakan kegiatan naluriah manusia yang telah dan senantiasa akan hadir dalam relung kehidupan. Manusia sudah mengenal do’a sebelum ia mengenal Tuhannya, seperti yang dicontohkan oleh Nabi Ibrahim a.s., dalam mencari Tuhan-nya yang tergambar pada Surat al An’am ayat 74-79.

۞ وَإِذْ قَالَ إِبْرَٰهِيمُ لِأَبِيهِ ءَازَرَ أَتَتَّخِذُ أَصْنَامًا ءَالِهَةً ۖ إِنِّىٓ أَرَىٰكَ وَقَوْمَكَ فِى ضَلَـٰلٍۢ مُّبِينٍۢ ٧٤ وَكَذَٰلِكَ نُرِىٓ إِبْرَٰهِيمَ مَلَكُوتَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلِيَكُونَ مِنَ ٱلْمُوقِنِينَ ٧٥ فَلَمَّا جَنَّ عَلَيْهِ ٱلَّيْلُ رَءَا كَوْكَبًۭا ۖ قَالَ هَـٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَآ أُحِبُّ ٱلْـَٔافِلِينَ ٧٦ فَلَمَّا رَءَا ٱلْقَمَرَ بَازِغًۭا قَالَ هَـٰذَا رَبِّى ۖ فَلَمَّآ أَفَلَ قَالَ لَئِن لَّمْ يَهْدِنِى رَبِّى لَأَكُونَنَّ مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلضَّآلِّينَ ٧٧ فَلَمَّا رَءَا ٱلشَّمْسَ بَازِغَةًۭ قَالَ هَـٰذَا رَبِّى هَـٰذَآ أَكْبَرُ ۖ فَلَمَّآ أَفَلَتْ قَالَ يَـٰقَوْمِ إِنِّى بَرِىٓءٌۭ مِّمَّا تُشْرِكُونَ ٧٨ إِنِّى وَجَّهْتُ وَجْهِىَ لِلَّذِى فَطَرَ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضَ حَنِيفًۭا ۖ وَمَآ أَنَا۠ مِنَ ٱلْمُشْرِكِينَ

Artinya: (74)Dan (ingatlah) bketika ibrahim berkata kepada ayahnya Azar, “pantaskah engkau menjadikan berhala-berhala itu sebagai tuhan? Sesungguhnya aku melihat engkau dan kaummu dalam kesesatan yang nyata”. (75) Dan demikianlah kami memperlihatkan kepada ibrahim kekuasaan (kami yang terdapat) di langit dan di bumi, dan agar dia termasuk orang-orang yang yakin. (76) Ketika malam telah menjadi gelap, dia (ibrahim) melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata” Inilah tuhanku”. Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata” Aku tidak suka kepada yang terbenam”. (77) Lalu ketika dia melihat bulan terbit dia berkata” inilah tuhanku”. Tetapi ketika bulan itu terbenam dia berkata” sungguh, jika tuhanku tidak meberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang-orang yang sesat”.  (78) Kemudian ketika dia melihat matahari terbit, dia berkata” Inilah tuhanku, ini lebih besar”. Tetapi ketika matahari terbenam, dia berkata” Wahai kaumku! Sungguh, aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan”. (79) Aku hadapkan wajahku kepada(Allah) yang menciptakan langit dan bumi dengan penuh kepasrahan (mengikuti) agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang musyrik.  

Do’a menjadi salah satu media komunikasi langsung antara hamba dengan Allah tanpa perantara. Karena itu, do’a bersifat personal, rahasia, dan membatin. Do’a tidak hanya merupakan ungkapan lisan, melainkan juga ungkapan batin seseorang. 

Do’a memiliki kedudukan yang penting dalam Islam, karena merupakan suatu ibadah, bahkan do’a adalah intisari ibadah. Ibadah tanpa diiringi dengan do’a seperti buah tanpa isi, karena keseluruhan ibadah yang dilakukan oleh seorang Muslim pada hakikatnya adalah doa, harapan, permohonan, panggilan, ampunan, dan dzikir. Do’a bernilai ibadah bila dilakukan semata-mata untuk memenuhi perintah Allah, “ud‘ūnī” (berdoalah kepada-Ku) kata tersebut merupakan perintah sedangkan dalam ilmu ushul fiqh asal perintah menunjukkan wajib (Keharusan). Do’a juga merupakan penyerahan diri kepada Allah untuk penyelesaian suatu masalah dan menjadi bukti bahwa manusia makhluk lemah yang membutuhkan Allah, Dzat yang memiliki sifat serba-Maha. Setiap orang akan merasakan pentingnya do’a, terutama dalam rangka upaya mendekatkan diri kepada Allah. Do’a akan menjadi pembeda antara orangorang materialis dengan seseorang yang memandang bahwa Allah pemilik langit dan bumi. Do’a bukanlah usaha atau tempat pelarian apabila mengalami kegagalan, melainkan kebutuhan bagi setiap orang dan bernilai ibadah di hadapan Allah.

Allah mengetahui segala sesuatu. Dan Allah juga mengetahui rahasia batin dan keinginan-keinginan manusia. Namun, dalam masalah hubungan manusia dengan alamnya usaha manusia merupakan suatu hal yang penting. Dan hubungan manusia dengan Allah merupakan sebuah sistem timbal balik yang telah ditentukan. Dalam hal ini do’a merupakan sebuah usaha yang pengaruh dan perannya ditentukan oleh Allah SWT.

Setiap manusia mempunyai jalannya masing-masing menuju tuhannya dari lubuk hati yang paling dalam. Bahkan orang yang jahat pun akan menyadari dan meminta pertolongan kepada Allah karena ini merupakan sifat fitrah manusia.(*)

           

 

 

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama